Hampir semua orang pernah mengalami nyeri sendi. Masyarakat sering keliru menganggap semua nyeri sendi disebabkan oleh asam urat atau penyakit rematik. Kedua penyakit ini memang dapat menyebabkan nyeri sendi, tetapi sebenarnya jarang terjadi.
Penyakit lain yang sering dianggap dapat mengakibatkan nyeri sendi adalah kolesterol dan osteoporosis. Anggapan tersebut keliru karena kolesterol dan osteoporosis tidak pernah menyebabkan nyeri sendi.
Pengapuran sendi atau osteoartritis adalah suatu penyakit di mana tulang rawan sendi menipis. Tulang rawan berfungsi melapisi ujung tulang pembentuk sendi, sehingga sendi dapat bergerak bebas tanpa rasa nyeri.
Penyebab utama nyeri sendi pada usia di atas 45 tahun, khususnya lutut dan pinggul, adalah pengapuran sendi. Pada usia di bawah 45 tahun, penyebab utama nyeri sendi adalah peradangan otot akibat aktivitas fisik yang berlebihan atau karena cidera olah raga.
Fungsi tulang rawan sendi dapat diibaratkan seperti fungsi ban yang melapisi velg kendaraan sehingga mobil dapat bergerak bebas tanpa hambatan. Sama seperti ban mobil yang akan menipis karena aus akibat bergesekan dengan jalan, demikian juga tulang rawan sendi akan aus dan menipis karena saling bergesekan setiap kali sendi bergerak.
Jika tulang rawan sendi rusak dan menipis, ujung tulang pembentuk sendi akan saling bertemu dan bergesekan langsung tanpa pelapis tulang rawan, sehingga menimbulkan nyeri sendi.
Penyebab
Selain sebagai bagian dari proses penuaan, pengapuran sendi dipandang sebagai akibat dari beberapa faktor resiko sebagai berikut: (1) wanita berusia lebih dari 45 tahun; (2) kelebihan berat badan; (3) aktifitas fisik yang berlebihan, seperti para olah-ragawan dan pekerja kasar; (4) menderita kelemahan otot paha; atau (5) pernah mengalami patah tulang di sekitar sendi yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat.
Penyebab penipisan tulang rawan pada pengapuran sendi tidak diketahui secara pasti dan dianggap sebagai bagian dari proses penuaan. Setiap orang akan mengalami pengapuran sendi dengan derajad yang berbeda-beda.
Gejala-Gejala
Gejala pengapuran sendi stadium dini biasanya berupa nyeri dan kekakuan sendi setelah lama tidak bergerak, seperti setelah bangun tidur atau setelah duduk dalam waktu lama. Sendi lutut juga terasa sakit jika digunakan untuk berjalan, naik-turun tangga, atau berjongkok. Sering terdengar bunyi “krek-krek” pada saat sendi lutut digerakkan.
Pada stadium lanjut, selain rasa sakit yang semakin hebat, sendi lutut menjadi bengkok seperti huruf O atau huruf X.
Pada foto Rontgen, celah sendi lutut yang mengalami pengapuran sendi tampak lebih sempit dibanding celah sendi yang normal.
Derajad penyempitan celah sendi pada foto Rontgen inilah yang digunakan untuk menentukan berat ringannya (stadium) pengapuran sendi. Ada 4 stadium pengapuran sendi, yaitu stadium 1 dan 2 dikategorikan sebagai pengapuran sendi ringan, sedangkan stadium 3 dan 4 sebagai pengapuran sendi berat.
Pada stadium 1, celah sendi masih normal lebar, tetapi ada rasa nyeri pada sendi lutut. Celah sendi pada stadium 2 lebih sempit dibanding normal. Sementara pada stadium 3, celah sendi sangat sempit dan pada stadium 4, celah sendi menutup; keadaan ini disebabkan karena lapisan tulang rawan yang melapisi ujung tulang dan “mengisi” celah sendi telah hilang sama sekali.
Pengobatan.
Pengobatan tergantung pada stadium pengapuran sendi. Pengobatan untuk pengapuran sendi derajad ringan (yaitu stadium 1 dan 2) terdiri atas (1) menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan, (2) latihan untuk menguatkan otot paha dan pinggul serta untuk menjaga kebugaran tubuh, seperti berenang dan naik sepeda, (3) obat anti-radang dan anti-nyeri, (4) suplemen yang mengandung glukosamin untuk menumbuhkan tulang rawan, serta (5) obat pelumas sendi yang mengandung asam hialuronat dan yang perlu disuntikkan ke dalam sendi. Orang awam sering menyebut obat yang terakhir tersebut sebagai penambah ”oli sendi”.
Suntikan obat pelumas sendi hanya bermanfaat untuk pengapuran sendi ringan (stadium 1 dan 2). Untuk pengapuran sendi berat (stadium 3 dan 4) obat tersebut tidak bermanfaat karena tulang rawan sendi pada umumnya tidak hanya menipis, tetapi telah hilang sama sekali sehingga tidak ada lagi tulang rawan yang tersisa untuk dilumasi lagi.
Cukup banyak pasien yang kecewa telah mendapat suntikan obat pelumas sendi, tetapi tidak sembuh. Banyak diantaranya mendapat suntikan 5 sampai 10 kali pada kedua lututnya, tetapi tetap terasa nyeri. Hal ini disebabkan karena mereka telah mengalami pengapuran sendi stadium 3 atau 4 sehingga obat pelumas sendi tidak bermanfaat.
Oleh karena itu, bentuk pengobatan non-operasi tersebut di atas biasanya hanya bermanfaat untuk pengapuran sendi ringan (stadium 1 dan 2) dan tidak memberikan hasil yang memuaskan untuk derajad yang berat. Untuk pengapuran sendi berat (yaitu, stadium 3 dan 4), pilihan pengobatan terbaik yang tersedia adalah operasi penggantian sendi.
Operasi Penggantian Sendi
Operasi penggantian sendi adalah operasi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang telah rusak dengan sendi buatan yang disebut prostesis. Operasi penggantian sendi paling banyak dilakukan pada sendi lutu dan sendi pinggul karena kedua sendi tersebut paling sering mengalami kerusakan akibat pengapuran sendi.
Pencegahan
Karena sebagai bagian dari proses penuaan, pengapuran sendi sebenarnya tidak dapat dicegah. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi resiko timbulnya pengapuran sendi, dengan cara (1) menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan, (2) tidak melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat, (3) segera memeriksakan diri jika menderita nyeri sendi agar pengapuran sendi stadium ringan dapat dicegah tidak bertambah buruk menjadi stadium berat.
Buah. Studi terhadap 293 orang dewasa di Australian ditemukan, mengonsumsi buah dalam jumlah banyak dapat menurunkan risiko dari memburuknya kondisi osteoarthritis dan nyeri lutut. Buah yang ramah untuk lutut datang dari buah-buah yang kaya akan kandungan vitamin C, seperti kiwi, jeruk, mangga, anggur, dan papaya. Para peneliti percaya, kehadiran vitamin C mampu menjaga persendian lutut.
Osteoarthritis(OA) telah sukses membuat lutut banyak orang menjadi kaku dan nyeri. Langkah pengobatan, seperti injeksi steroid dan operasi, dapat membantu tubuh kita untuk tetap aktif serta mengurangi bobot badan yang berlebih. Namun, para peneliti menunjukkan kita bisa mengatasi masalah lutut ini dengan rutinitas yang lezat. Berikut 3 makanan yang akan membantu kita melawan nyeri lutut :
Kedelai. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Oklahoma State University, orang dengan nyeri lutut dilaporkan mengonsumsi obat anti nyeri yang lebih sedikit, setelah mengonsumsi protein kedelain setiap hari selama 3 bulan. Kedelai kaya akan isoflavon yang merupakan estrogen alami anti peradangan. Para sukarelawan dalam studi ini mengonsumsi campuran bubuk kedelai yang mengandung 40 gram protein, ujar salah satu peneliti Bahram H. Arjmandi, PhD. Dapatkan manfaat yang sama dalam susu kedelai dan edamame.
Ikan. Banyak studi yang sudah membuktikan ampuhnya peranan ikan dan minyak ikan dalam mengatasi nyeri persendian dan kekakuan akibat rheumatoid arthritis. Kini, sebuah studi menunjukkan asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam ikan bisa menghadang zat kimia yang menyebabkan peradangan di osteoarthritis. Konsumsilah 2 porsi minyak ikan (makarel atau salmon) setiap minggu atau meminum 1 gram omega 3 kapsul setiap hari, saran Artemis P.Simopoulos, MD, peneliiti nutrisi.
0 comments:
Post a Comment