Siapa bilang penderita diabetes atau orang-orang dengan diabetes tidak bisa cepat? Asalkan mengikuti saran dokter sangat baik, diberkati puasa Ramadhan tentu tidak akan terjawab.
Dr R Bowo Pramono, SpPD-KEMD dari Dr Sardjito menjelaskan, untuk menentukan apakah diabetes bisa cepat atau tidak, harus dilihat terlebih dahulu sebelum kondisi akhir Ramadhan.
"Jika tiga bulan terakhir gula pasien rendah dan berulang-ulang, sehingga sering drop, nah, tidak," katanya dalam detikHealth baru-baru ini.
Alasan rata-rata untuk ketidaksesuaian antara kebiasaan makan untuk mengambil obat-obatan. Siapa pun minum obat rajin tapi tidak makan, atau minum obat lebih dari sekali, misalnya karena lupa atau tua tapi hidup sendiri atau tidak memiliki pengasuh (pendamping).
Risiko lain yang dihadapi oleh penderita diabetes adalah kadar gula yang sangat tinggi rendah tetapi tidak ada keluhan. "Sebagai contoh, gula sudah 40, tapi dia sudah tenang. Haruskah lemes, jantung berdebar, berkeringat, lapar untuk tidak menyadari, tetapi tidak. Ini berbahaya," kata Dr Bowo.
Karena, pada dasarnya diabetes biasanya mendapatkan pendidikan, sehingga ketika gejala hipoglikemia (kadar gula darah rendah) muncul, maka mereka akan bergegas untuk air gula. Tetapi dalam kasus tersebut, pasien tidak sadar dia drop. Hal berikutnya yang Anda tahu pasien pingsan dan koma pergi.
Kondisi lain yang dialami penderita diabetes dan dianggap beresiko untuk berpuasa dr Bowo adalah ketika ada komplikasi seperti gagal ginjal, penyakit jantung koroner dan stroke berat. Lansia dengan penyakit diabetes dan mental juga dianggap berisiko karena mereka sulit untuk mengingat kapan harus makan dan kapan harus minum obat.
"Tapi jika gula dikontrol dengan obat-obatan seperti metformin atau TZD, dan yang dapat dikendalikan dengan diet saja, risikonya tergolong sedang atau ringan. Seenggaknya ini tidak membuat drop," kata Dr Bowo.
dr Bowo menambahkan, tes gula darah selama Ramadhan dilakukan tiga kali sehari:
1. Saat berpuasa, untuk menentukan adanya hipoglikemia atau hiperglikemia (kadar gula darah yang berlebihan) tanpa gejala
2. 2 jam setelah makan dan setengah jam sebelum berbuka, untuk menentukan apakah ada hipoglikemia tanpa gejala
3. 2 jam setelah buka puasa / makan malam setelah tarawih, untuk menentukan apakah ada hiperglikemia tanpa gejala
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar gula darah yang terlalu rendah, maka diperlukan untuk berbuka puasa, dan jika gula darah Anda lebih dari 300 mg / dL, urin pemeriksaan keton harus dilakukan untuk mengantisipasi ketoasidosis. (BMPK / vit)
0 comments:
Post a Comment